Halaman

Aku ingin mencintai-Mu


Senin, 21 Januari 2013
Tuhan betapa aku malu, atas semua yang Kau beri. Padahal diriku terlalu sering membuat-Mu kecewa. Entah mungkin karna ku terlena.
Sementara Engkau beri aku kesempatan, berulang kali, agar aku kembali dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghamba pada-Mu. Betapa tak ada apa-apanya, aku dihadapan-Mu
Aku ingin mencintai-Mu, setulusnya, sebenar-benar aku cinta.
Dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku.
Aku ingin mendekati-Mu, selamanya, sehina apapun diriku.
Ku berharap, untuk bertemu dengan-Mu.
Ya Rabbi……
Lirik lagu ini benar-benar sukses membuatku ingat akan hakikat sebuah cinta yang abadi, tidak ada sesuatu yang patut dicintai kecuali cinta itu atas dasar cinta kepada Allah. segala sesuatunya akan indah jika kita mencintai sesuatu yang tak abadi atas dasar cinta yang abadi. :)

Surut Jakarta

Sabtu, 19 Januari 2013            

         Siang ini Alhamdulillah terang sudah mulai terlihat, matahari sudah bisa menerangi jakarta. Air yang menggenangpun seakan pergi sedikit demi sedikit, mengalami surutnya air yang ada di dalam rumah. Semoga tanggal 22 nanti semua sudah berjalan seperti biasa, karena aku ingin pergi untuk menuntut ilmu di sebuah kampung yang berada di kediri, yaitu kampung inggris pare - jawa timur, dan jika sempat aku ingin menyempatkan diri sejenak untuk refreshing di daerah denpasar bali. Semoga perjalanan berjalan sesuai rencana. amiin

Di belakang rumah.
                                                                               ***

Jawaban-nya (air)


Jakarta Kamis, 17 Januari 2013


                Di hadapan sebuah lilin, menerangi sebuah tulisan yang sedang terangkai hanya satu-persatu karena terbatasnya sebuah pandangan terhadap rangkaian kata ini. Namun, segelap apapun, jiwa ini takkan terbatas oleh terangnya rasa yang bergejolak didalam sebuah angan dan harapan yang bercampur, hingga mendatangkan sebuah ancaman yang tak tahu kemana kaki ini harus melangkah.

                Disaat itu terjadi, hal lain terjadi, dimana kesabaran, kekuatan, kebersamaan, dan keikhlasan harus dipaksakan untuk menetap dalam diri setiap individu. Dan hari ini terjadi hal yang mengejutkan di kampung halamanku, air mengalir dan meluap tak henti seakan berlari untuk mencari dan mencari jalan hingga akhirnya sampai di penghujung. Mereka pun menggenang di rumahku.

“Kami hanya mengikuti hukum alam ini, berjalan dari titik tinggi menuju titik terendah, jadi jangan salahkan kami jika kami menenggelamkan rumah kalian. Itu sudah resiko kalian yang lalai atas tindakan kalian. Kenapa kalian membuat bendungan dengan sampah-sampah yang kalian buat? Kenapa kalian tidak sigap dalam menampung kami? Kami sosok yang bersih dan jernih, justru kalian yang mengotori kami.” Mungkin itu yang akan terjadi jika manusia ini terus-terusan mencari kesalahan tanpa melakukan sebuah solusi dan memikirkan akibat. Jiwa ini tak pandai untuk berfikir sehat, sedang sejatinya memiliki kemampuan yang sangat hebat.

                Malam ini pun tubuh ini tak dapat memanjakan tubuhnya untuk beristirahat sejenak. Listrik padam sejak siang tadi. Gelap terlalu kuat untuk mendukung kewajiban sebuah jasad untuk memulihkan energinya. tetapi  tak bisa membohongi diri karena kekhawatiran atas kediamanku yang semakin penuh dengan air.

                Rasa syukur pun selalu terpintas dalam pijakan kaki yang tak lagi kering, berterima kasih atas pelajaran yang telah Allah berikan melalui air yang mengotor ini. Air terlalu baik menegur makhluk sepertiku yang mampu berfikir jernih untuk alam yang bersih namun sangat memalukan untuk memanfaatkannya.

                Disaat tulisan ini terbuat, otak ini justru kagum dan takjub atas pikiran yang membawa ke masa lalu dimana jauh sebelum teknologi ini ada, dan jauh sebelum James Watt menemukan listrik yang bisa memberikan cahaya sampai sekarang ini dan juga para penemu-penemu yang sangat cerdas lainnya. “bagaimana bisa Seorang Imam Al-ghazali membuat buku hingga sekian banyaknya sedangkan saat itu belum ada media yang sangat canggih seperti sekarang ini? Bahkan ia setiap harinya tidak pernah berhenti membaca buku dan dalam hidupnya hanya 2 hari ia tidak membaca buku, yaitu saat ia menikah dan saat ayahnya meninggal.” Dan masih banyak lagi Ilmuan-ilmuan yang memanfaatkan kemampuan tak terbatasnya dalam keadaan terbatas. Manusia itu hebat mempunyai potensi yang sangat beragam namun sama, beragam karena persepsinya, dan  sama karena kapasitas otaknya. Tetapi kenyataannya manusia sekarang itu sangat egois untuk menjalani kehidupannya, ku harap kenyataan secepatnya akan menjadi mitos.

                Ya Allah, hambamu hanyalah makhluk yang tak henti-hentinya mengeluh, tapi bukan karena aku ingin diperlakukan tinggi, melainkan aku hanya berharap agar kehidupan ini selalu indah saat aku berada di jalan-Mu dengan apapun ujian-Mu. Amiin

Orangtua yang hendak membantu di dapur.

Adik yang berada di belakang rumah (Sekolah)

Kakakku, keponakan, aku dan adik

Isi dompet yang tak sempat diselamatkan.

Depan Rumahku.

Orang lalu lalang di depan rumah.

Evakuasi korban yang melintas di depan rumah.
                                                                 Terima kasih ya Allah    
                                                                             ***